Pemanfaatan Limbah Padat Ampas Singkong dan Lindur Sebagai Bahan Baku Pembuatan Etanol
Salah satu jenis industri yang cukup banyak menghasilkan limbah adalah pabrik pengolahan tepung tapioka. Dari proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka, dihasilkan limbah sekitar 2/3 bagian atau sekitar 75% dari bahan mentahnya. Dimana limbah tersebut berupa limbah padat yang biasa disebut onggok (ampas singkong) dan lindur. Mengingat tingginya volume limbah hasil produksi tersebut, maka akan sangat menguntungkan sekiranya limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih berdaya guna. Dalam hal ini ampas singkong dan lindur dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol karena kandungan karbohidrat yang tersisa pada limbah tepung tapioka tersebut masih banyak. Ampas singkong dan lindur dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol dimana etanol merupakan salah satu bahan organik yang secara luas digunakan pada industri farmasi, makanan dan industri lainnya. Faktor yang berpengaruh dalam fermentasi alkohol antara lain: pH, konsentrasi gula,suhu, nutrien, dan aerasi. Etanol dihasilkan dari pengolahan bahan sisa berupa lindur dan ampas yang telah kering dihidrolisa dengan HCl selama satu jam, hasil hidrolisa diatu pH 4-5 ditambah starter dan nutrien. Setelah itu difermentasi dalam erlenmeyer yang ditutup dengan kapas pada inkubator goyang selama 9 hari. Hasil fermentasi diambil setiap hari dan dicentrifuge pada 3000 rpm selama 15 menit, selanjutnya sampel diambil untuk analisa kadar etanol dengan gas kromatografi. Diperoleh kadar etanol lindur lebih besar dari ampas dengan waktu optimum fermentasi hari ke 7, kadar etanol lindur 1.84% berat dan ampas singkong 1.66% berat. Sedangkan yield etanol lindur 0.0184% berat dan yield etanol ampas 0.0166% berat.
(Sumber : Dwi Retnowati dan Rini Sutanti)